Jika Internet Di Gaza Terputus... Maka Kejahatan Penjajah (Israel) Akan Disembunyikan Dari Mata Dan Telinga Dunia.

 

 Wakil Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan dari Gaza yaitu Ismail al-Thawabta baru saja memberikan kabar. 

 Di hari 37 Holocaust (Pembunuhan masal) yang sangat brutal yang digelar Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza.

Ismail al-Thawabta mengatakan:

"Puluhan orang – anak-anak, bayi, pasien terluka – tidak dapat diselamatkan di rumah sakit Al-Shifa karena ruang operasi ditutup karena kekurangan bahan bakar."

Iya juga mengatakan:

"Jika kekurangan bahan bakar terus-menerus menyebabkan komunikasi dan internet terputus, yang diperkirakan akan terjadi pada hari Kamis 17 November 2023, maka semua kejahatan Israel akan disembunyikan dari mata dan telinga dunia, dan akan mengubah krisis kemanusiaan dari buruk akan menjadi lebih buruk."

"Bahan bakar harus diizinkan masuk ke Gaza, dan penyeberangan Rafah dengan Mesir harus dibuka sepenuhnya." Sambungnya

"Israel dan komunitas internasional – khususnya Amerika Serikat – harus bertanggung jawab penuh atas kejahatan terhadap warga sipil." Tuntutan Ismail al-Thawabta 

"Pertempuran tersebut juga telah menghancurkan 41.120 lebih properti tempat tinggal; 94 kantor pusat pemerintah; 71 Masjid hancur; dan 253 sekolah rusak. Terdapat kerugian pertanian langsung sebesar $181 juta, dengan 25 persen lahan pertanian hancur." Tegasnya.

 Selain RS Al-Shifa, Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza juga lumpuh setelah pasokan bahan bakar dan persediaan obat-obatan habis, kata Kepala Presidium MER-C Dr Sarbini Abdul Murad.

Dr Sarbini Abdul Murad juga mengatakan:

 "pasokan bahan bakar yaitu solar sudah habis. Begitu juga dengan persediaan obat-obatan, makanan, minuman sudah menipis." Kata Dr Sarbini Abdul Murad

"Para staf medis, terpaksa melakukan penghematan yang luar biasa. Situasi seperti ini membuat rumah sakit lumpuh." Sambungnya

"Ya lumpuh, pasokan bahan bakar untuk listrik tidak ada, obat ludes... tapi mereka tetap mencoba melakukan yang terbaik. Kalau tidak ada lampu, pakai senter atau dilakukan di siang hari." Kata Dr Sarbini Abdul Murad lagi untuk memperjelas terkait betapa menyeramkannya situasi di sana saat ini.